Mandok Hata
Biasanya mandok hata dilakukan secara bergiliran, mulai dari yang paling muda hingga ke yang paling tua (dituakan), mulai dari pihak boru hingga ke pihak hulahula.
Durasi mandok hata tiap-tiap orang tidaklah memiliki aturan baku, bisa saja sangat singkat namun juga bisa panjang sesuai isi hati yang ada. Sering kali terjadi apa yang telah disampaikan oleh seseorang diulang kembali oleh orang yang berikutnya. Penyampaian yang terlalu panjang atau berulang-ulang sering menimbulkan kebosanan bagi orang yang mendengar.
![]() |
Mandok hata di Bona Taon |
Ada beberapa manfaat yang menurut saya dapat "dipetik" dari kebiasaan ini. Pertama, setiap individu BATAK didorong untuk menyampaikan pendapat ataupun isi hati yang menurut kita perlu disampaikan sembari juga diajarkan agar kita mau mendengarkan orang lain. Ada saatnya bicara dan ada juga saatnya mendengar. Kedua, individu BATAK diajarkan untuk berani dan percaya diri menghadapi banyak orang. Ketiga, individu BATAK terutama orang tua juga diajarkan untuk memberikan kesempatan kepada yang muda untuk memberikan usulan (top down dan button up).
Menurut saya hal ini lebih penting lagi di zaman sekarang, terutama justru untuk orang tua dimana harus mendengarkan yang muda. Generasi muda sekarang perlu didengarkan. Gaya bicara dan decision making mereka sangat berbeda dari generasi X. Mereka sejak awal telah hidup dengan teknologi digital yang dikutak-katik tanpa harus baca petunjuk penggunaan. Mulailah irit bicara dan perbanyak mendengarkan generasi Milenial dan Gen-Z.
So, cara kita mengatur kegiatan Mandok Hata juga perlu disesuaikan. Mereka butuh serba cepat dan tepat. Kegiatan bertele-tele sudah gak masuk akal mereka lagi. Berikan esensinya dan biarkan mereka me-managed cover-nya.
Btw, apakah kebiasaan ini memicu banyak individu BATAK menjadi lawyer, entahlah tapi faktanya banyak sekali individu BATAK yang tampil dalam profesi ini. Selamat mandok hata! (atob)
Komentar
Posting Komentar